Gemblengan: Metode Ampuh Pendidikan Pesantren

Gemblengan: Metode Ampuh Pendidikan Pesantren

Pendidikan memang selalu menarik dibicarakan. Apalagi kalau sudah membahas tentang kurikulum. Di Indonesia selalu ramai karena belum ada kurikulum yang istiqamah. Katanya sih, pendidikan selalu butuh inovasi. Tapi, kenyataannya hanya sebuah eksperimen dan tak tahu kapan cocoknya. Masih dalam bahasan pendidikan, kali ini mengungkit pondok pesantren sepertinya menarik. Ada satu metode yang patut diterapkan di pendidikan kita. Namanya gemblengan, metode ampuh ala pesantren.

Beberapa waktu lalu penulis berkunjung ke Pondok Pesantren Thoriqul Huda Kandangan Madiun. Kemudian menyaksikan sebuah pertandingan sepak bola. Yang menarik dari sepak bola ini adalah bolanya. Tidak seperti biasanya sebuah bola atau lebih kerennya “si kulit bundar” yang terbuat dari karet. Bola ini terbuat dari batok kelapa yang direndam dalam minyak tanah atau sebagainya.

Sepak bola ini memang istimewa karena yang memainkan hanya kalangan yang diizinkan. Memainkannya tidak sembarangan. Karena mereka yang bermain akan berhadapan dengan bola api dari hasil rendaman batok kelapa tadi. Sekilas canda para santri atlit sepak bola api, bolanya mirip “banaspati”. Yang belum tahu apa itu banaspati silahkan cari di google, barangkali ada atau mau ketemu langsung juga boleh.

[irp posts=”437″ name=”Sepak Bola Api Santri PP Thoriqul Huda Kandangan”]

Kenapa harus ada izin sebelum bermain bola api tersebut? bahkan ada ritualnya?. Jawabannya adalah karena faktor keamanan dan mental. Coba saja bermain langsung nanti juga paham sendiri. Hehe.

Lalu, kenapa para santri di Pondok Pesantren Thoriqul Huda Kandangan Madiun bermain sepak bola api?. Apa ada maksud dan tujuan tertentu?. Penulis secara pribadi akan mencoba mengurai dari sudut pandang luar. Karena penulis belum pernah main sepak bola api tapi, kalau api asmara bolehlah. Hehe.

Pertama, sepak bola api sebagai wujud gemblengan santri. Walaupun sifat santai dan menghibur, sepakbola api tetaplah sebuah bentuk gemblengan dan pendidikan. Mereka para santri dituntut untuk disiplin dan mentaati peraturan permainan. Dan juga siap siaga menghadapi lawan main apalagi dengan bola api tersebut. Jadi, dengan game yang juga olahraga ini punya nilai khusus untuk para santri selain kekebalan tubuh dan membangun mental, yaitu rasa persaudaraan atau sosial dan kerjasama.

Kedua, sebagai bentuk refreshing para santri. Selama pandemi covid-19 memang tidak bisa dipungkiri bahwa keadaan memaksa mereka untuk mengisolasi diri. Tidak hanya itu, pembelajaran formal yang seharusnya mereka dapatnya juga belum bisa berjalan dengan normal seperti biasanya. Oleh karena itu, kegiatan sepokbola api dijadikan refreshing sekaligus pendidikan untuk mereka.

[irp posts=”363″ name=”Mengenal Kitab Pesantren : Kitab Sakti Mujarobat Karya Syekh ad-Dairobi”]

Uraian diatas hanya sebagian kecil dari bahasan gemblengan yang penulis utarakan. Sebenarnya masih banyak lagi dan bahkan lebih mainstream. Gemblengan memang sebuah cara mendidik yang dipakai oleh  sebagian pondok pesantren yang salah satunya di PP Thoriqul Huda Kandangan Madiun. Banyak sekali macam-macam gemblengan. Seperti pengisian asma’, tirakatan, uji tenaga dalam, kekebalan, dll. Yang tujuannya untuk mendidik para santri mengolah rasa, jiwa, dan raganya.

Walhasil, banyak alumni pesantren yang sudah menjalani masa gemblengan dan terjun ke masyarakat tetap tawadhu’ walaupun memiliki bermacam keilmuan dan keterampilan. Mereka dituntut untuk bisa menjadi pribadi yang baik, bermanfaat bagi sekitarnya, agama, dan negara. Seperti filosofi padi, “Semakin berisi, semakin merunduk”. Sama halnya santri, semakin berilmu harus semakin rendah hati atau tawadhu’. Semoga kita yang santri senantiasa diridhai Alla swt. dan mendapat keberkahan ilmu yang bermanfaat. Wallahu A’lam. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *