Pondok Pesantren Thoriqul Huda Kandangan merupakan lembaga Pesantren yang telah berdiri sejak 1924 oleh Kyai Adjmain Thoyib.
Pondok Kandangan terkenal dengan berbagai Ilmu Hikmah, diantara ilmu hikmah tersebut ialah Tenaga Dalam Asmaul Husna, Terawangan, Setrum Pencak, Tangan Besi, Ayat Kursy dan masih banyak lagi yang lain.
Bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Islam 1442 Hijriah tahun 2020 ini, Pondok Pesantren Thoriqul Huda Kandangan mengadakan acara Riyadlohan Bulan Suro dengan mengamalkan Ijazah Ayat Kursy untuk para santri dan juga masyarakat umum dilingkungan disekitar Pesantren Thoriqul Huda.
Acara ini diselenggarakan selama 3 hari berturut-turut mulai hari selasa tanggal 25 Agustus 2020 hingga tanggal 27 Agustus tahun 2020.
Sebelum itu para peserta Riyadloh telah diberi arahan oleh Kyai Mohamad Najib selaku Pengasuh Pondok Pesantren Thoriqul Huda sekaligus Mukjiz (orang yang memberi Ijazah) di malam sebelum dilaksanakannya Riyadloh Bulan Suro ini.
“Riyadloh iku penting, mbesok iso digunakne nek pas butuh” Ujar Beliau.
“Nek pengen mulyo yo Riyadloho” Tambah beliau (24/8/2020).
Beliau juga menyampaikan bahwa dizaman sekarang ini orang-orang sudah banyak kehilangan keinginan untuk Riyadloh dikarenakan sudah banyak kemudahan seperti Smartphone, TV dan lain sebagainya.
Beliau menyampaikan bahwa tidak akan rugi orang yang mau melakukan Riyadloh, sedikit banyak pasti ada manfaatnya, baik bagi dirinya maupun bagi keluarganya.
Selama 3 hari Santri dan Peserta Riyadloh mengamalkan Aurod (Wirid-wirid) berupa membaca Ayat Kursy dengan jumlah yang sudah ditentukan pada malam pengijazahan sebelumnya, ada yang membaca 100 kali, ada yang membaca 313 kali sehari semalam, bahkan juga ada yang membaca sebanyak 1000 kali sehari semalam.
Selain membaca amalan Aurot Ayat Kursy, Peserta juga dianjurkan untuk melakukan Puasa, ada berbagai jenis puasa yang bisa dilakukan disini, ada yang puasa seperti puasa sunnah biasa, ada juga yang puasa mutih (berbuka dengan nasi putih saja tanpa tambahan apapun) ada juga yang ngrowot (berbuka dengan makanan tertentu selama menjalani puasa), bahkan ada juga yang melakukan puasa ngeblas/nerus (tidak berbuka dengan makanan selama menjalani puasa)
Ini semua tergantung pada kemampuan masing-masing Santri dan Peserta Riyadloh.
Semakin berat Riyadloh yang dijalani Santri dan Peserta maka juga akan semakin besar Fadhilah yang didapatkan.
Wallahu A’lam Bisshowaf