PONDOK ANGKRING MULTIFUNGSI

Pondok Angkring

Pondok AngkringPondok Angkring merupakan ciri khas bangunan dari Pesantren Salaf khususnya Pondok Pesantren di Pulau Jawa.

Ankring adalah sebuah bangunan yang dibuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk tempat persinggahan.

Pondok Pesantren Thoriqul Huda Kandangan merupakan pesantren yang berada didaerah dataran rendah. Dibelakang Pesantren terdapat sungai yang dipagar dengan pohon bambu yang melimpah.

Maka dari itu Kyai Mohamad Najib menggunakan Bambu yang melimpah tersebut untuk membuat Asrama bagi Santri yang mukim di Pesantren Thoriqul Huda.

Selain lebih murah dari segi biaya, Pondok Angkring juga mudah dalam pembuatannya, bahkan santri dapat membuat Asramanya sendiri untuk tempat persinggahan mereka.

Pondok Angkring tidak hanya berfungsi sebagai asrama untuk tempat tidur para santri saja, namun juga untuk berbagai kegiatan santri seperti;

Pondok Angkring

1. Sorogan

Sorogan merupakan metode pembelajaran yang diterapkan pesantren hingga kini, terutama di pesantren-pesantren salaf. Usia dari metode ini diperkirakan lebih tua dari pesantren itu sendiri. Karena metode ini telah dikenal semenjak pendidikan Islam dilangsungkan di langgar, saat anak-anak belajar Alquran kepada seorang ustaz atau kiai di kampung-kampung.

Pada masa lalu, di langgar-langgar atau surau seorang kiai akan membacakan ayat Alquran terlebih dahulu, kemudian muridnya mengikuti dan menirukannya secara berulang kali. Namun, lama-kelamaan metode ini dipraktikkan di dalam pesantren, yang merupakan satu-satunya lembaga pendidikan Islam terbesar di Indonesia.

2. Tadarus Al Quran atau Kitab Kuning

Bagi santri, tiada hari tanpa tadarus Al Quran. Baik dalam keadaan benar ataupun salah tetap harus tadarus. Kok Bisa?

Terkadang Santri yang telah melakukan kesalahan tertentu (yang tergolong ringan) maka pengurus akan memberikan Ta’dzir (hukuman) berupa membaca Al Quran sekian Juz.

3. Lalaran Imrithi atau Alfiyah

Imrithi dan Alfiyah merupakan kitab Ilmu Alat (Ilmu Nahwu) yang digunakan untuk alat bantu membaca dan memahami kitab kuning gundul (tanpa harakat).

Di Pondok Angkring biasanya santri secara berkelompok dengan temannya menghafalkan bait-bait syair yang terdapat pada kitab Imrithi dan Alfiyah.

Terkadang supaya tidak bosan santri juga menambahkan instrumen musik berupa kentongan dan Jerigen.

Pondok Angkring

4. Taqror

Di Pondok Angkring juga berfungsi sebagai tempat taqror, yaitu mengulang pelajaran yang sudah disampaikan dipengajian sebelumnya. Atau juga untuk menembel kitab yang ketinggalan saat pengajian berlangsung, maka kegiatan tersebut dilakukan dengan meminjam kitab temannya yang komplit makna kitabnya.

5. Berdiskusi/Mudzakaroh

Selain itu Pondok Angkring juga digunakan untuk tempat berdiskusi mengenai banyak hal. Mulai dari masalah pelajaran, masalah politik, masalah kehidupan, masalah keuangan, sampai masalah percintaan. hehehehe

6. Wiridan

Wiridan adalah ciri khas pondok pesantren salaf, bagi santri yang mengabdi atau santri purna pendidikan formal, kegiatan wiridan merupakan ajang untuk meraih barokah sebanyak-banyaknya.

Mereka mencari berbagai ijazah amalan yang bisa digunakan untuk bekal ketika nanti boyong pulang dari pondok.

7. Ngebleng

Ngebleng merupakan kegiatan dimana santri tidak keluar ruangan/area pesantren selama beberapa waktu tertentu.
Biasanya untuk santri baru selama 40 hari dihimbau untuk tidak keluar pondok apalagi pulang menjenguk orang tua.

Bagi santri pondok salaf terkadang ngebleng dilakukan sampai 3 tahun lamanya. Mereka tidak pulang juga tidak keluar dari pondok, sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari mereka cuma menitipkan kepada temannya yang seasrama saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *