Ro’an berawal dari kata tabarrukan yang disingkat menjadi rukan, kemudian menjadi ro’an. Ini adalah tradisi yang mengadat dan melekat pada jati diri pesantren. Setiap anak dibebani untuk ro’an, paling minim adalah membersihkan kamarnya sendiri.
Di samping ajaran islam, kebersihan juga adalah anjuran dokter dan tentunya manfaat dari kebersihan untuk diri masing-masing. Di Pesantren, tradisi ini dilaksanakan setiap hari, khususnya adalah hari Jum’at, biasa disebut dengan ro’an akbar.
Biasanya pada hari Jum’at membersihkan taman-taman, sungai, kamar mandi, dan seluruh lokasi di Pondok Pesantren. Dengan tujuan agar santri-santri disiplin dan peduli dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya,
Ada juga hal unik dalam tradisi ro’an di Pesantren, umumnya di seluruh Pesantren Nusantara, para santri berbondong-bondong dan saling royokan ketika diutus untuk ro’an di Pondok Putri…Hahaha
الطهور شطر الايمان
“Kesucian adalah sebagian dari iman,”
Begitu sabda Nabi SAW. Karena yang bersih belum tentu suci dan yang suci biasanya bersih.
Di Pesantren mewajibkan/mengharuskan para santri untuk melaksanakan ro’an yang dilaksanakan setelah sholat shubuh, dalam hal ini biasanya para santri menyapu, menjambut ilalang rumput dan merapikan kamar tidurnya.
Dalam kegiatan ini, apabila ada santri yang belum menyelesaikan tugasnya maka santri yang lain akan ikut membantu. Jika sudah selesai semua, para santri akan membersihkan kamar mereka masing-masing
Mereka semua menikmatinya, bahkan dengan diselipin canda tawa yang membuat mereka tidak akan merasakan lelah, Kelelahan benar-benar hilang ketika hidangan makanan dihidangkan di hadapan mereka.
Bisanya makanan disajikan dalam nampan-nampan, di mana setiap nampan berlaku untuk lima orang. Walau sederhana, tradisi ro’an nyata bermanfaat bagi pondok pesantren dan bagi santri sendiri. Dengan adanya kegiatan rutin ini diharapkan juga bisa memberikan dampak yang positif untuk kehidupan santri di kemudian hari setelah lulus dari pondok pesantren.
Santri mampu mengamalkan hidup disiplin, gotong-royong dan solidaritas antar kawan. tradisi ini memiliki makna yang begitu dalam bagi santri. Kegitan ini bertujuan membersihkan yang tampak, sekaligus diniati membersihkan hati dari ria, takabur dan dengki.
Hal ini juga merupakan Tradisi yang secara konsisten dibudayakan oleh Pondok Pesantren Thoriqul Huda Kandangan untuk menggembleng Kepribadian Santri menjadi lebih kuat, lebih tabah, dan lebih sabar dalam menghadapi tantangan zaman.