Beberapa waktu yang lalu saya mendapat pertanyaan dari anak tetangga. “Mas, kenapa mondok di pesantren? apa istimewanya?”, tanya anak tersebut. Dari pertanyaan tersebut saya mencoba menguraikan jawaban sekaligus pemahaman. Jawaban pembuka saya untuk anak tersebut “Pesantren itu ibarat kawah candradimuka”. Sekilas dia seakan tak paham dengan yang saya ucapkan.
Kemudian saya mencoba mendongeng walaupun bukan ahlinya. “Kamu tau gatotkaca?” tanya saya. Lalu, saya melanjutkan dengan sederhana tentang tokoh gatotkaca karena anak sekarang sudah banyak yang pegang gawai dan suka main game online terutama mobile legend bang-bang. Di game online tersebut ada karakter bernama gatotkaca yang memang oleh developer diambil dari tokoh pahlawan Indonesia yang kuat dan gagah. Secara posisi bermain gatotkata adalah Tank yang kuat dengan damage magic.
[irp posts=”61″ name=”SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN THORIQUL HUDA”]
Singkat cerita anak tersebut paham kalo gatotkaca itu pribadi yang kuat dan bisa menjadi pelindung kelompoknya. “Lalu, apa hubungannya dengan mondok di pesantren?”, timpal anak tersebut. Hubungan gatotkaca dengan pesantren adalah tentang pembentukan kepribadian atau karakter. Gatotkaca sebelum menjadi sakti mandraguna juga ditempa di pesantren yang namanya “kawah candradimuka”. Dia berguru pada Batara Guru Empu Anggajali yang sabar mendidik dan memberi pengetahuan kepada gatotkaca. Setelah penempaan selesai barulah gatotkaca menjadi karakter yang hebat dan baik budi pekertinya. Tidak hanya itu dia juga dibekali beberapa pusaka selain kekuatan pada tubuhnya.
Dari cerita gatotkaca, anak tersebut mulai memahami bahwa pesantren adalah wadah penggemblengan. Kalau ingin sakti mandraguna ya harus mondok. Nyantri kepada kiai dan guru. Bukan berguru kepada mbah google, om youtube dan sebagainya. Walaupun diperbolehkan mengambil informasi dan pengetahuan lewat media tersebut, alangkah lebih baiknya tetap memperoleh pengetahuan dari seorang kiai atau guru. Karena lebih jelas keilmuannya dan sanadnya.
[irp posts=”154″ name=”Ini Tantangan Pondok Pesantren”]
Pesantren merupakan tempat pendidikan yang masih eksis sampai saat ini. Hal ini dikarenakan pesantren juga berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan zaman. Pesantren juga membekali setiap santrinya dengan keterampilan-keterampilan yang diminati oleh santri. Contohnya Public Speaking, Organisasi, Bertani, Berbisnis, Mengelola Toko, Menjahit, bahkan menjadi seorang atlit olahraga seperti Sepakbola, Bulutangkis, dan lain-lain.
Dari situ tidak perlu diragukan lagi masalah keistimewaan pesantren dan apa yang diperoleh di pesantren. Pesantren telah terbukti memiliki output yang luar biasa. Banyak alumninya berkarir diberbagai bidang. Lulusan pesantren tidak hanya jadi kiai atau guru ngaji saja. Bahkan bisa jadi Presiden, Menteri, Pengusaha Sukses, Ilmuwan, Dokter, Peneliti, dan masih banyak lagi di pelbagai bidang keilmuan.
Pesantren sebagai kawah candradimuka diharapkan mampu mendidik para santrinya agar bisa bersaing di kehidupan sosial. Mereka dibekali, dididik, dan diajari pengetahuan keilmuan yang mumpuni. Misal jadi Dokter, Pejabat, atau Pedagang sukses, seorang santri akan tetap tawaduk dan rendah hati. Tetap rajin beribadah dan tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang hamba Allah yang bertakwa. Dari sinilah lulusan pesantren dikatakan istimewa.
[irp posts=”363″ name=”Mengenal Kitab Pesantren : Kitab Sakti Mujarobat Karya Syekh ad-Dairobi”]
Jika kita melihat dari segi pendidikan pesantren. Disana ada beberapa kegiatan formal dan non-formal. Kegiatan formal ada sekolah formal seperti MI, MTs, MA. Dan ada non-formal seperti Madrasah Diniyah (sebagian pesantren sudah menjadi sekolah formal), ngaji rutin, roan, khataman, tirakatan, dll. Belajar agama mulai yang paling dasar hingga paling tinggi. Belajar gramatikal bahasa Arab (Nahwu dan Sharaf), Fikih, Akidah, Akhlak, Tasawuf, Balaghah, Manthiq, dan sebagainya. Mereka juga belajar pelajaran sains dan sosial. Sehingga tidak ada kata “Kolot” bagi santri. Bahkan sekarang ada istilah santri zaman now. Karena banyak lulusan pesantren yang menguasai teknologi dan update atau melek bersosial media.
Akhirnya, saya mengajak kepada semua pembaca. Baik yang sudah jadi orang tua atau belum. Disekitar anda jika ada anak yang masih sekolah. Bolehkan disarankan untuk mondok di pesantren. Jangan khawatir, pondok pesantren tetap memegang teguh المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح (melestarikan khazanah lama yang baik dan mengambil pembaharuan yang lebih baik). Sehingga santri ketika sudah lulus akan tetap diakui dan bisa bersosial dengan baik. Semoga kita semua diberikan jalan terbaik oleh Allah dan selalu diridhai-Nya. Aamiin. Wallahu A’lam. []
Di pondok anak bisa belajar hidup sederhana, mendidik anak berjiwa sosial tinggi, belajar berbagi, belajar menghargai, belajar menahan diri….mondok is the best!!!
Betul itu bu aris. Mondok punya selera. hehe