5 Pondok Pesantren yang Menjadi Klaster Covid-19

5 Pondok Pesantren yang Menjadi Klaster Covid-19

5 pondok pesantren di Indonesia ‘diserang’ Covid-19. Beberapa di antaranya bahkan menjadi klaster Covid-19 lantaran telah terjadi penularan virus corona. Kasus Covid-19 di 5 pondok pesantren bermula dengan kisah beragam. Ada yang dimulai dari santri yang dinyatakan positif Covid-19. Ada pula pengasuh ponpes yang sakit hingga dikonfirmasi terjangkit corona. Berikut adalah 5 Pondok Pesantren yang Menjadi Klaster Covid-19 :

5 Pondok Pesantren yang Menjadi Klaster Covid-19

1. Pondok pesantren Al Fatah Temboro, Magetan

Pada April 2020 lalu Bupati Magetan Suprawoto mencurigai adanya klaster baru di wilayahnya. Klaster itu adalah klaster pondok pesantren Al Fatah Temboro Magetan. Awalnya, satu orang yang tinggal di pemondokan itu dinyatakan positif Covid-19. Hal itu juga diperkuat dengan adanya 43 santri Temboro asal Malaysia yang dinyatakan positif Covid-19 setelah kembali ke negaranya. Dari klaster pondok pesantren ini, Covid-19 rupanya menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia seperti Mempawah, Makassar, Bondowoso, Riau dan lain sebagainya.. Di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, seorang pengajar ponpes Temboro dinyatakan positif Covid-19 setelah diam-diam mudik ke Kalimantan. Di Makassar, 12 santri Ponpes Temboro pulang ke daerah asalnya dan dinyatakan positif Covid-19. Baca juga: Penambahan 5 Kasus Positif Covid-19 di Riau Berasal dari Klaster Santri Temboro “Ada 16 santri yang diperiksa PCR (swab) dan ada 12 yang positif. Mereka semua termasuk orang tanpa gejala (OTG) dan sementara isolasi mandiri,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan Ichsan Mustari. Akhir April 2020, Pemkab Magetan mengumumkan penambahan 12 kasus positif Covid-19 dari klaster Temboro. Mereka adalah santri Temboro asal Malaysia yang gagal pulang ke negaranya pada 27 April lantaran dinyatakan reaktif. “Kemarin yang dibatalkan kepulangannya ke Malaysia sebanyak 29 orang karena hasil rapid testnya reaktif. Hasilnya swabnya tadi sore turun dengan 12 orang terkonfirmasi positif Covid-19,” kata Kepala Dinas Kominfo Magetan Saif Muchlisun. Baca juga: Bupati Ngawi: Klaster Temboro Ini Rupanya Luar Biasa… DOK. Dompet Dhuafa Santri Ponpes Gontor, saat mengikuti rapid test dalam rangka pengecekan kesehatan sebelum kembali ke pondok selepas libur akibat pandemi Covid-19, di RS Kartika Pulomas Dompet Dhuafa.

2. Pondok pesantren Gontor

Klaster Covid-19 di Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo bermula dari seorang santri asal Sidoarjo. Santri 17 tahun itu kembali ke pondok pesantren dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Lima belas hari setelah santri itu kembali ke Pondok Gontor, Dinkes memperoleh informasi bahwa ayah santri tersebut positif Covid-19. Kemudian usai menjalani tes, diketahui, santri itu juga positif Covid-19 dengan kategori orang tanpa gejala (OTG). Setelah dilakukan tracing, 6 santri lainnya terinfeksi Covid-19 berdasaran pemeriksaan. Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menjelaskan, enam santri itu berasal dari luar daerah. “Dua berasal dari Makassar dan sisanya masing-masing satu dari Manado, Banjar (Kalimantan Selatan), Ternate, dan Gowa (Sulsel),” kata Ipong. Hingga Rabu (8/7/2020) jumlah santri di Pondok Gontor yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak tujuh orang. Klaster ini pun kemudian disebut klaster Gontor oleh Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni. “Bisa disebut klaster Gontor. Untuk itu langkah sementara kami isolasi dulu,” kata Ipong. Baca juga: 7 Santri Positif Covid-19, Klaster Baru Itu Bernama Pondok Gontor…

3. Pondok pesantren Sempon di Wonogiri

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo Awal Juli 2020, seorang pengasuh pondok pesantren (ponpes) Sempon di Kecamatan Jatisrono, Wonogiri dinyatakan positif Covid-19. Setelah di-tracing rupanya enam keluarga pengasuh itu juga dinyatakan positif corona. Bupati Wonogiri Joko Sutopo yang akrab disapa Jekek menyebut temuan itu sebagai klaster Pondok Sempon. “Kalau faktanya seperti itu maka bisa disebut klaster pondok (Sempon),” kata Jekek, Jumat (10/7/2020) malam. “Enam orang ini merupakan keluarga Pak Ustaz Z yang sebelumnya sudah terkonfirmasi Covid-19 setelah pulang dari Demak,” tutur Joko. Menyusul temuan enam orang keluarga pengasuh ponpes positif Covid-19, dinas kesehatan melakukan uji swab pada 46 orang yang berkontak erat dengan para pasien. “Karena kondisi khusus, langsung kami swab, tidak di-rapid lagi,” kata Jekek. Pemerintah Kabupaten Wonogiri pun mengawasi pondok pesantren tersebut. Lebih-lebih lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga. Baca juga: Pengasuh Ponpes di Wonogiri dan 6 Keluarganya Positif Covid-19, Bupati: Klaster Pondok Sempon   Shutterstock Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.

4. Pondok pesantren di Kota Tangerang

Salah satu pondok pesantren di Kota Tangerang menjadi klaster kasus Covid-19 setelah pengajar ponpes tersebut dinyatakan positif corona. Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Liza Puspadewi mengemukakan, kasus bermula dari salah satu pengajar ponpes yang mudik pada Lebaran lalu. Pengajar 40 tahun itu mudik ke Madura dan mengalami sakit ketika kembali ke Tangerang. “Dia pulang saat Lebaran ke Madura, dia balik lagi ke sini, setelah ke sini dia sakit,” ujar Liza. Merasa memang memiliki penyakit paru-paru, pengajar itu memilih dirawat di pondok pesantren oleh pengajar lainnya. Namun lantaran makin parah, ia dirujuk ke RSU Kota Tangerang dan dinyatakan positif Covid-19. Berdasarkan tracing, rupanya ada 5 orang pengajar ponpes lainnya yang juga terinfeksi Covid-19 dan berstatus orang tanpa gejala (OTG). Dari klaster ponpes itu, 6 orang dinyatakan positif Covid-19. Baca juga: Kronologi Munculnya Klaster Covid-19 di Ponpes Kota Tangerang, Berawal Pengajar Pulang Mudik

5. Pondok pesantren di Pandeglang

Sejumlah Warga Negara Asing (WNA) Bangladesh melakukan kunjungan ke sejumlah pesantren di Pandeglang pada April 2020 lalu. Mereka sempat berkontak dengan jemaah pondok pesantren tersebut. Usai kunjungan itu, tiga orang anggota pondok pesantren tersebut dinyatakan positif Covid-19. “Jenis kelamin ketiga kasus adalah laki-laki, umur 55, 42 dan 40 tahun. Berasal dari Kabupaten Lebak satu kasus, Kabupaten Serang satu kasus dan Kota Serang satu kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji, Rabu (27/5/2020). Ketiganya tidak menunjukkan gejala sakit sehingga diisolasi mandiri di pondok pesantren tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *