Perayaan Malam Tahun Baru 1442 H di Pondok Kandangan

Perayaan Tahun Baru Pondok Kandangan

Malam Tahun Baru 1442 Hijriah di PP Thoriqul HudaMalam Tahun Baru Masehi pada umumnya dirayakan dengan hura-hura dan pesta pora, berbeda halnya dengan Perayaan Malam Tahun Baru Hijriah yang terkesan bernuansa lebih sakral dan keramat.

Ada berbagai macam cara merayakan Malam Tahun Baru Hijriah bagi umat Islam Tanah air.

Di Bengkulu terkenal dengan Tradisi Tabut untuk memperingati Tahun Baru Hijriah, lalu di Surakarta ada Tradisi Kirab Pusaka di Keraton Surakarta, kemudian di Yogyakarta ada Tradisi Grebeg Suro, dan juga masih banyak lagi cara warga masyarakat dalam merayakan pergantian Tahun Baru Hijriah.

Di Pondok Kandangan pun mempunyai cara tersendiri dalam merayakan malam pergantian Tahun Baru Hijriah.

Biasanya setiap malam tahun baru hijriah di Pondok Kandangan mengadakan acara Tasyakuran yang sebelumnya di dahului dengan kirim doa dan tahlil yang dilakukan pada bada maghrib di Serambi Masjid Jami’ Thoriqul Huda Kandangan bersama-sama dengan warga sekitar lingkungan Pesantren.

Malam Tahun Baru 1442 Hijriah di PP Thoriqul Huda

Dengan Kirim Doa mereka mengharapkan supaya diampuni dosa-dosa tahun yang lalu dan juga semoga tahun depan akan menjadi lebih baik lagi dari tahun sebelumnya, serta juga mendoakan leluhur yang sudah meninggal supaya diampuni dosa-dosanya dan dilapangkan kuburnya serta diberikan tempat yang baik disisi Allah SWT.

 

Ambengan Encek

Ciri khas dari Perayaan apapun di Pondok Kandangan adalah adanya Ambengan Encek. Ambengan Encek merupakan tempat makanan yang terbuat dari pelepah daun pisang yang dibentuk persagi lalu disambungkan menjadi satu dengan batang bambu.

Perayaan Tahun Baru Pondok Kandangan

Sebagaimana Sunnah Rasul yang menganjurkan untuk makan berjamaah.

Dalil yang menunjukkan anjuran makan secara berjama’ah adalah di antaranya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

طَعَامُ الاِثْنَيْنِ كَافِى الثَّلاَثَةِ ، وَطَعَامُ الثَّلاَثَةِ كَافِى الأَرْبَعَةِ

“Makanan porsi dua orang sebenarnya cukup untuk tiga, makanan tiga cukup untuk empat.” (HR. Bukhari no. 5392 dan Muslim no. 2059, dari Abu Hurairah).

Dalam lafazh Muslim disebutkan,

طَعَامُ الْوَاحِدِ يَكْفِى الاِثْنَيْنِ وَطَعَامُ الاِثْنَيْنِ يَكْفِى الأَرْبَعَةَ وَطَعَامُ الأَرْبَعَةِ يَكْفِى الثَّمَانِيَةَ

“Makanan porsi satu orang sebenarnya cukup untuk dua, makanan dua sebenarnya cukup untuk empat, dan makanan empat sebenarnya cukup untuk delapan.”

Keberkahan Makanan

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (9: 535) berkata, “Kecukupan itu datang karena keberkahan dari makan secara berjama’ah. Cara jama’ah ini membuat yang menikmati makanan itu banyak sehingga bertambah pula keberkahan.

Dalil yang menunjukkan bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam makan secara berjama’ah disebutkan oleh ‘Aisyah, ia berkata,

كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يَأْكُلُ طَعَامًا فِى سِتَّةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَجَاءَ أَعْرَابِىٌّ فَأَكَلَهُ بِلُقْمَتَيْنِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah makan bersama enam orang sahabatnya, lantas Arab Badui datang lalu memakan makanan beliau dengan dua suapan.” (HR. Tirmidzi no. 1858, Abu Daud no. 3767, Ibnu Majah no. 3264. Sanad hadits ini shahih kata Al Hafizh Abu Thohir).

Seperti itulah Perayaan Malam Tahun Baru Hijriah di Pondok Kandangan, semoga tradisi ini akan terus berlanjut dimasa yang akan datang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *