Kyai Adjmain Thoyib pada tahun 1925 M Beliau yang sebelumnya telah menimba ilmu di pelbagai Pesantren di Jawa : di Jati Arum Ngawi, Sanggan Sepanjang, Buntet Cirebon dan terakhir di Pondok Pesantren Kyai Kholil Bangkalan. Dalam masa penjajahan Belanda dan Jepang RM. Kyai Adjmain Thoyib berjuang untuk tetap menyiarkan Islam di Masyarakat.
Dalam perkembangannya yang berawal dari pendirian sebuah masjid di Dusun Kandangan Desa Kedondong yang diberi nama Masjid Thoriqul Huda kemudian berkembang menjadi sebuah tempat pendidikan yaitu madrasah diniyah yang akhirnya menjadi sebuah Pondok Pesantren.
Seperti pada umumnya Pondok pesantren lainnya di Jawa, ciri khas pendidikan di Pondok ini adalah Pesantren Salafiyah yang pola pemahaman Kitab- Kitab Kuningnya menjadi sangat diutamakan disamping pembentukan mental secara rokhani melalui riyadloh-riyadloh.
Dalam masa zaman kemerdekaan terdorong oleh kebutuhan pendidikan formal maka RM. Kyai Adjmain Thoyib mendirikan pendidikan formal yang berada dibawah naungan pondok pesantren yaitu Sekolah Rakyat Islam (SRI) pada tahun 1950.( sekarang menjadi MI Islamiyah Kandangan ). Putra- putra Beliau yaitu : K. Mohamad Djoedi ( Wafat tahun 1996), K. Soepanu ( Wafat tahun 1979 ) , KH. A. Masduki ( Wafat bulan Maret 2011 ). Mulai menunjukkan perannya didalam penyelenggaraan Pondok Pesantren. Dalam perkembangannya didirikanlah unit pendidikan formal yaitu : Madrasah Tsanawiyah Thoriqul Huda Kandangan ( Tahun 1984 ), Roudlotul Athfal /RA (tahun 1989 ) dan terakhir Madrasah Aliyah Thoriqul Huda. Disamping Madrasah Diniyah Ula dan Wustho. Dan Saat ini diasuh oleh Drs. K. Mohammad Najib.