Jarang yang tahu darimana dan bagaimana sejarah asal muasal istilah SARKUB itu muncul. Mestinya, situs sarkub.com hanyalah akumulasi dari sekian orang-orang seide, lantas membentuk wadah organisasi yang solid. Nah, ternyata istilah Sarkub awalnya muncul di akhir tahun 1995.
Seperti diungkap warkopmbahlalar.com, kisah bermula saat seorang bernama Syaikhoni nekat bahkan minggat berangkat untuk mondok meski dilarang orangtuanya. Setelah sempat 4 hari di Pesantren Fadlu Robbi, Siripan, Jepara asuhan K. Syamsul Arifin, Syaikhoni tidak betah lalu pindah ke Pesantren Darul Ulum, Mantingan Jepara, tempat K. Nurul Cholis.
Karena keberangkatannya mondok tidak berdasar restu orangtua, Syikhoni merasa bersalah dan selalu gelisah. Akhirnya ia mencari ketenaganan dengan menginap di areal makam Raden Abdul Jalil yang kebetulan tidak jauh dari pesantren. Di makam ini terdapat juga makam Sultan Hadirin dan Ratu Kali Nyamat. Selama mondok, ia tidur di makam. Hanya sesekali menginap di makam Raden Fatah dan makam Sunan Kalijaga Demak.
[irp posts=”319″ name=”Lurah Pondok – Disegani Ditakuti dan Dibenci”]
Selang dua tahun ia menjalani hal itu, suatu malam bersama kawan-kawannya ia mendekati seorang peziarah tunanetra yang sudah 3 malam menginap di makam tersebut. Peziarah itu mengaku sebagai cucu dari Kiai Zarkasi pendiri Pesantren Gontor. Ternyata ia juga seorang hafiz.
Saat berbincang-bincang, mendengar bahwa Syaikhoni sudah 2 tahun tidur di makam, lelaki tunanetra itu berkomentar, “Lek kuliah neng luar negeri rong taun iku oleh gelar sarjana. Lah lek Syaikhoni rong taun turu nang makome R Abdul Jalil iki, enak-e di kei gelar opo yo (kalau kuliah di luar negeri 2 tahun itu dapat gelar sarjana, Syaikhoni dua tahun tidur di makam R. Abdul Jalil, enaknya dikasih gelar apa ya)?”
Setelah berpikir sejenak ia menyambung, “Syaikhoni iki digelari Sarjana Kuburan ae, Sarkub (Syaikhoni ini digelari Sarjana Kuburan saja, Sarkub).” Semua tertawa. Sejak itu Syaikhoni mendapat julukan Sarkub. Sejak itu istilah Sarkub mulai tenar. Setiap peziarah yang sering datang, sampai menginap segala, ia dijuluki Sarkub.